DBD Masih Mengancam, Perkuat Kampanye 3M Plus
- Istimewa
Jateng – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah meminta pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota untuk terus mengambil langkah pencegahan dan penanganan kasus demam berdarah dengue (DBD) guna melindungi masyarakat dari ancaman penyakit tersebut.
“DBD masih terus menjadi ancaman di Jawa Tengah. Bahkan tahun 2024 kemarin, ada peningkatan kasus yang drastis,” ungkapnya, Senin (16/5).
Atas dasar itu, katanya, gerakan pencegahan dan penanganan kasus harus sesegera mungkin dilakukan. Menurut dia, kampanye 3M Plus yang merupakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus dilakukans ecara berkesinambungan.
“Sehingga dapat melindungi setiap warga masyarakat dari ancaman hingga kematian akibat DBD ini,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah
- Istimewa
Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah, pada 2024 lalu ditemukan 17.028 kasus DBD. Jumlah terbesar di Banyumas sebanyak 2.144 kasus.
Akibat DBD itu, sebanyak 247 orang meninggal. Kasus di 2024 ini melonjak tajam dibanding temuan di 2022 sebanyak 12.476 kasus, dan 2023 dengan 6.517 kasus Pada triwulan pertama 2025 ini, juga telah ditemukan 3.910 kasus DBD.
Banyumas masih tertinggi dengan 568 kasus disusul Purworejo dengan 260 kasus. Adapun angka kematian sebanyak 41 orang, dengan tertinggi di Brebes dan Kendal, yakni sama-sama 8 orang.
Selama ini, setiap tanggal 15 Juni diperingati sebagai Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN. Peringatan ini merangkul seluruh anggota ASEAN untuk bersama-sama melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan DBD.
Menurut Sarif, gerakan pencegahan DBD melalui peningkatan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan pemberantasan sarang nyamuk juga harus menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Selain itu, lanjut dia, pemahaman masyarakat menyangkut gejala dan langkah awal untuk mengatasi DBD harus ditingkatkan dan menjadi pengetahuan publik sehingga mampu mengakselerasi proses penanganan bila terjangkit DBD.
“Dengan data sebaran kasus DBD yang akurat dan pemahaman masyarakat yang baik, maka dapat mengakselerasi upaya menekan angka kematian akibat DBD,” tandasnya.