Wamentan Sudaryono Optimis Indonesia Bisa Wujudkan Swasembada Pangan Seperti Tiongkok

Wamentan Sudaryono Peringatan National Day di Kedubes China
Sumber :
  • Ist

Jateng – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan seperti yang dilakukan oleh Tiongkok saat ini dengan jumlah populasi sebesar 1 miliar jiwa. Karena itu, pentingnya kerjasama strategis yang dilakukan antara Indonesia dan Tiongkok dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. 

Hal ini disampaikan Wamentan Sudaryono saat menghadiri undangan dalam acara National Day Reception of the Chinese Embassy in Indonesia di Jakarta, Kamis 19 September 2024 malam. 

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar dalam kesempatan tersebut  juga menyoroti pencapaian Tiongkok yang berhasil memberikan ketahanan pangan bagi lebih dari 1 miliar penduduknya.

"Kerjasama dengan Tiongkok sangat penting bagi Indonesia. Mereka telah berhasil membangun sistem pertanian yang mampu menopang kebutuhan pangan penduduknya yang sangat besar, bahkan di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan. Kita bisa belajar dari teknologi dan kebijakan pertanian mereka, dan kita bisa mewujudkan swasembada pangan seperti Tiongkok," kata Wamentan Sudaryono.

Wamentan Sudaryono, yang merupakan putra dari seorang petani di Kabupaten Grobogan dan kini menduduki posisi strategis di pemerintahan, juga menyatakan bahwa salah satu kunci sukses Tiongkok dalam menjaga ketahanan pangan adalah penerapan teknologi modern, seperti penggunaan big data dalam pengelolaan sistem pertanian, serta dukungan penuh dari pemerintah terhadap sektor pertanian. 

"Indonesia bisa memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan kerjasama yang erat, kita tidak hanya akan meningkatkan hasil pertanian kita sendiri, tetapi juga akan turut memperkuat posisi Indonesia di rantai pasokan pangan global," lanjut Wamentan Sudaryono.

Wamentan Sudaryono juga menegaskan, bahwa kerjasama Indonesia dengan Tiongkok tidak hanya sekadar transfer teknologi, tetapi juga kesempatan untuk berbagi pengetahuan dalam hal pengembangan varietas tanaman, manajemen sumber daya air, hingga kebijakan subsidi dan insentif bagi petani.