Festival Kopi Jember, Sudaryono Ungkap Dosa Besar Ini Jika Tak Penuhi Mau Petani
- Ist
“Bersalah dan dosa besar kalau saya sudah sampai di sini kemudian ada petani yang enggak bisa ekspor. Pak Bupati, pokoknya kudu iso ekspor. Nah tinggal ditunjuk siapa PIC-nya. Jadi nanti kita follow up,” jelas Mas Dar.
Selain itu, Wamentan Sudaryono atau akrab disapa Mas Dar juga mendapatkan pertanyaan dari Hartono terkait pupuk bersubsidi bagi petani kopi di kawasan hutan kemasyarakatan (HKM).
“Mayoritas di Jember itu di kawasan hutan. Namun, pupuk sampai sekarang itu enggak dapat jatah Pak, padahal SK kami itu sudah jelas dari Menteri, hak kelolanya bukan Perhutani tapi kelompok. Namun pupuk belum dapat,” ungkap Hartono.
Menjawab itu, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa penyaluran pupuk subsidi sangat tergantung pada data yang masuk ke dalam sistem e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Ia meminta agar petani kopi di hutan sosial untuk segera mendaftar melalui penyuluh pertanian.
“Komoditas kopi rakyat juga disubsidi. Jadi yang merasa belum, silahkan didaftarkan ke penyuluh pertanianya Pak, itu ada. Ada validatornya yang memvalidasi, itu adalah penyuluh pertanian di lapangan,” terangnya.
Tidak hanya aspirasi dan masukan, petani tebu yang ikut dalam dialog juga menyampaikan apresiasi atas kebijakan pemerintah. Arum Sabil, petani tebu, menjelaskan kesiapan petani mendukung Perpres Nomor 40 tahun 2023 untuk percepatan swasembada gula nasional.
Ia yakin di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wamentan Sudaryono, target penambahan lahan tebu seluas 700 ribu hektare dapat tercapai.