Curah Hujan Tinggi, DPRD Jateng Minta Pemerintah Siaga Bencana

Jateng – Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Jawa Tengah sejak awal tahun telah menyebabkan berbagai bencana di sejumlah daerah. Kondisi ini semakin memperparah kerentanan daerah rawan banjir dan longsor, mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur. 

Di Pekalongan, tanah longsor menewaskan sedikitnya 25 orang. Sementara itu, di Kabupaten Kendal, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa kecamatan, merendam pemukiman serta menghambat aktivitas warga. Di Grobogan, tingginya debit air mengakibatkan tanggul jebol, yang berdampak langsung pada jalur rel kereta api, mengganggu lalu lintas transportasi di kawasan tersebut.  

Menyikapi situasi ini, Muhammad Naryoko, Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Jawa Tengah, mendesak pemerintah untuk lebih proaktif dalam menangani dan mencegah dampak bencana yang lebih besar.  

"Kami meminta pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan personel, peralatan tanggap darurat, serta memperkuat infrastruktur seperti tanggul, drainase, dan jalur evakuasi. Langkah pencegahan harus lebih diutamakan daripada hanya bertindak setelah bencana terjadi," ujar Naryoko.  

Selain itu, ia menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mitigasi bencana.   "Edukasi dan pelatihan kesiapsiagaan bagi masyarakat harus diperkuat. Warga harus mengetahui tanda-tanda awal bencana dan memahami langkah-langkah evakuasi yang benar agar dapat bertindak cepat dan tepat saat situasi darurat," tambahnya.  

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini dengan status ‘Waspada’ untuk beberapa wilayah di Jawa Tengah. Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta meningkatkan koordinasi dengan BPBD, TNI, Polri, serta relawan guna memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana lebih lanjut.  

Sebagai langkah mitigasi, pemerintah daerah diharapkan memperkuat sinergi antar instansi, memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang harus diambil saat menghadapi bencana.  

Halaman Selanjutnya

Naryoko juga menegaskan pentingnya optimalisasi anggaran penanggulangan bencana agar benar-benar tepat sasaran.  "Jangan sampai ada keterlambatan dalam penyaluran bantuan bagi korban bencana. Anggaran yang sudah disediakan harus dimanfaatkan secara efektif, mulai dari penyediaan peralatan evakuasi, bantuan logistik, hingga perbaikan infrastruktur pasca bencana," tegasnya.