Kenapa Kota Surakarta Sering Disebut Solo?
- VIVAnews/Fajar Sodiq
Jateng – Surakarta merupakan salah satu kota yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Meskipun nama resminya adalah Surakarta, namun sebutan "Solo" lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Lantas, apa alasan di balik dua nama ini dan mengapa "Solo" lebih populer?
Merujuk pada situs resmi DPRD Kota Surakarta, Surakarta menjadi nama administrasi yang mulai dipakai ketika Kasunanan didirikan. Kata "sura" dalam bahasa Jawa berarti keberanian dan "karta" berarti sempurna/ penuh.
Eksistensi kota ini di mulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Dari sinilah kemudian kata Sala menjadi populer. Namun karena orang Belanda tidak bisa menyebutkan nama Sala maka pelafalannya berubah menjadi Solo.
Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran.
Lantaran berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan penculikan, dan pembunuhan pejabat pejabat DiS, maka pada tanggal 16 Juni 1946 pemerintah Ri membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunegaran.
Status Kasunanan Surakarta dan Adipati Mangkunegara diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa Kemudian Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dan residen yang membawahi Karisidenan Surakarta.