Pilu! Suster Nikolin Meninggal Tertimpa Batu Api Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- X
Jateng – Pemimpin Biara SSps Hokeng (Muder) Suster Nikolin Padjo menjadi korban dalam erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 4 November 2024.
Suster Nikolin meninggal karena mengalami luka bakar dalam kamar tidurnya saat Gunung Lewotobi memuntahkan material erupsi yang panas ke kawasan pemukiman yang berada di lereng gunung itu.
Suster Nikolin diduga tertimpa batu api vulkanik muntahan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang masuk melalui atap kamar di biara.
"Ada batu api hempasan dari Gunung Lewotobi mengenai atap bangunan dan jatuh menimpa Suster dan terbakarlah kamar itu bersama Suster," kata Kepala BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng saat dikonfirmasi.
Suster Thomasin Beding, SSpS, Wakil Provinsial Flores Bagian Timur, juga mengkonfirmasi peristiwa nahas yang dialami Suster Nikoline.
Ia mendapati kamar Suster Nikoline dalam kondisi rusak parah dengan lubang besar akibat tertimpa batu material vulkanik akibat erupsi.
Isak tangis mengiringi kepergian Suster Nikolin Padjo. Jenazahnya dievakuasi dari Hokeng menuju Biara SSpS Kewapante, untuk kemudian dilakukan Misa pemberkatan jenazah yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santo Gabriel Waioti, RD. Lorens Noi.
Jenazah Suster Nikoline dimakamkan pada hari ini, Selasa, 5 November 2024 pukul 09.00 WITA di tempat pemakaman para suster SSpS, di desa Watumilok, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menyampaikan korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki per Selasa, 5 November 2024, pukul 07.45 WIB sebanyak 9 (sembilan) orang meninggal dunia, dan 1 (satu) orang kritis.
Dilaporkan juga sebanyak 31 orang luka berat, 32 orang luka ringan dan dirawat di Puskemas Boru dan Puskesmas Lewolaga, sementara tiga orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.
Sementara itu sebanyak 10.295 jiwa terdampak erupsi yang tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Wulanggitang (9.479 jiwa) dan Kecamatan Ile Bura (816 jiwa).
Petugas mencatat sebanyak 2.472 jiwa mengungsi di tiga lokasi, dengan rincian di Desa Konga 1.219 jiwa, Desa Bokang 606 Jiwa dan Desa Lewolaga 647 jiwa.
Saat ini tim gabungan telah mendirikan lokasi pengungsian dan dua dapur umum untuk melayani kebutuhan para pengungsi di tiga lokasi pengungsian. Tim kesehatan telah menyiagakan Posko Kesehatan Boru dan Puskesmas Lewolaga untuk korban luka.
Sementara tim pencarian dan pertolongan tetap bersiaga untuk mengantisipasi adanya laporan kehilangan dari warga.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 KM dari pusat erupsi, ikuti arahan petugas dan pemda, terus waspada potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak terutama daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.