Coach Justin Ungkap 3 Alasan Erick Thohir Tunjuk Patrick Kluivert Jadi Pengganti STY
- Youtube
Jateng – Kontroversi mencuat buntut penunjukan legenda sepak bola Belanda Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong (STY) yang dipecat dari kursi pelatih pada Senin, 6 Januari 2025.
Meskipun Ketua Umum PSSI Erick Thohir baru akan mengungkapkan ke publik terkait pelatih Timnas yang baru pada 12 Januari mendatang, namun spekulasi menguat pada sosok mantan striker Barcelona dan AC Milan itu.
Jurnalis Italia yang juga pakar transfer pemain, Fabrizio Romano melalui akun X miliknya, mengkonfirmasi penunjukan Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia, beberapa jam setelah PSSI mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan STY, Senin.
"Kluivert akan menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala baru Indonesia, kesepakatan selesai," tulis Romano.
Kluivert dikontrak selama dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun tambahan, ungkap Romano. Target utama mantan striker FC Barcelona ini adalah membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, sebuah ambisi besar yang sejalan dengan visi PSSI.
Pemilihan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia oleh Ketua PSSI Erick Thohir menuai banyak reaksi dari publik. Tak sedikit yang mengkritik keras dan menghujat keputusan PSSI yang mengakhiri kerjasama dengan STY, padahal diklaim sedang 'on fire' bersama Jay Idzes dkk.
Tak hanya kepada PSSI dan Erick Thohir, Patrick Kluivert juga kena getahnya. Ia dihujat sebagai pelatih minim prestasi hingga urusan pribadi dan masa lalunya dibongkar netizen.
Justinus Lhaksana, pengamat sepak bola, memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang alasan di balik keputusan PSSI mengakhiri kontrak dengan STY dan merekrut pelatih anyar Patrick Kluivert.
Dikutip dari laman Youtube miliknya, Justinus Lhaksana, Selasa, 7 Januari 2025, pria yang akrab disapa Coach Justin atau Kochi ini mengklaim termasuk yang tidak sreg dengan penunjukan Patrick Kluivert sebagai pengganti STY
Namun demikian, Ia juga mendorong pengganti STY sebaiknya dari adalah pelatih yang berasal Belanda -- sebagaimana mayoritas pemain timnas senior bermain di liga Belanda sehingga mudah berkomunikasi dan memahami filosofi permainan.
Ia menduga ada tiga alasan utama yang mungkin menjadi pertimbangan Erick Thohir dalam memilih Kluivert. Apa saja?
1. Rekomendasi Louis van Gaal
Justinus berpendapat bahwa salah satu faktor kuat di balik keputusan ini adalah kemungkinan rekomendasi dari sosok besar seperti Louis van Gaal.
Menurutnya, Erick Thohir pasti memutuskan hal ini dengan pertimbangan yang tepat bukan hanya basisnya interview pada saat hari Natal seperti klaimnya saat jumpa pers.
"Mungkin dia tidak sampaikan yang diinginkan oleh PSSI itu van Gaal tapi van Gaal nggak mau karena dia jadi penasihat di Ajax dan dia sudah baru sembuh dari kanker prostat. Dia butuh istirahat...dia nggak mau lagi," kata Justin
Meski van Gaal tidak bersedia mengambil peran sebagai pelatih karena alasan kesehatan, ia menduga van Gaal merekomendasikan Patrick Kluivert untuk mengisi kursi pelatih Timnas Indonesia.
"Feeling gue van Gaal merekomendasikan Patrick Kluivert. Pasti sudah banyak hal yang diceritakan (van Gaal ke Erick Thohir) yang kita nggak tahu. Ruud Gullit juga dukung," ujar Justinus.
2. Nama Besar Patrick Kluivert sebagai Pemain
Disamping itu, Patrick Kluivert memiliki reputasi besar sebagai mantan pemain kelas dunia. Menurut Justinus, hal ini menjadi keuntungan tersendiri karena nama besar Kluivert dapat menciptakan rasa hormat, baik dari pemain lokal, diaspora, maupun lawan.
"Bahkan, jangan kaget kalau pelatih Australia nanti minta foto sama Patrick Kluivert," ungkapnya.
Kehadiran Kluivert dapat meningkatkan kepercayaan diri pemain sekaligus membawa aura positif bagi tim nasional.
"Untuk kalian yang tidak tahu Patrick Kluivert tinggal browsing, itu sebuah keuntungan yang tidak dimiliki oleh banyak pelatih," ujarnya
3. Karir Pelatih Tak Mentereng Bukan Penentu
Meski pengalaman Kluivert sebagai pelatih dianggap tidak mentereng, Justinus menekankan bahwa pengalaman bukanlah satu-satunya faktor penentu sukses.
Ia membandingkan Kluivert dengan nama-namapelatih besar seperti Pep Guardiola, José Mourinho, dan Xabi Alonso, yang meraih kesuksesan besar meski berawal dengan pengalaman melatih yang minim.
Guardiola di tahun pertama di Barcelona dari pelatih B tapi bisa meraih 6 trofi untuk tim senior. Pun dengan Mourinho dengan pengalaman minim -- bahkan dari penerjemah jadi head coach di Porto dan juara Champions League
Xabi Alonso juga memulai pengalaman dari pelatih tim B, dan di tahun pertama menjadi pelatih Bayer Leverkusen minim pengalaman tapi mampu juara Bundesliga.
"Patrick Kluivert banyak memegang tim B. Itu bukan berarti dia tidak sukses," katanya.
Justinus juga menyoroti filosofi permainan menyerang yang menjadi ciri khas pelatih Belanda juga menjadi salah satu pertimbangan, karena dinilai sesuai dengan karakter pemain Timnas Indonesia.
Jangan Dihujat!
Coach Justin mengingatkan bahwa Erick Thohir memiliki rekam jejak dan pengalaman panjang di dunia sepak bola, mulai dari kepemilikan Inter Milan, Oxford United hingga Persis Solo. Ia yakin keputusan mengganti STY dengan Patrick Kluivert dibuat berdasarkan pertimbangan matang.
"Daripada menghujat, lebih baik kita mendukung. Banyak hal yang tidak disampaikan ke publik, tapi percayalah, ada alasan kuat di balik keputusan ini," tutup Justinus.
Keberadaan Patrick Kluivert di kursi pelatih diharapkan dapat membawa angin segar bagi Timnas Indonesia, yang kini tengah mencari peluang baru untuk bersaing di level internasional.