Kemenbud Apresiasi Kiprah Jember Fashion Carnaval sebagai Fenomena Budaya Dunia
- Ist
Jateng – Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK) Kementerian Kebudayaan mengapresiasi kegiatan terhadap kiprah Jember Fashion Carnaval (JFC). Bagi Kementerian Kebudayaan JFC begitu konsisten menghadirkan karya kreatif berkualitas dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Hal tersebut disampaikan Ahmad Mahendra selaku Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK) disela-sela kegiatan, Minggu 10 Agustus kemarin.
Menurut Mahendra JFC telah berevolusi dari sebuah ajang lokal menjadi fenomena budaya internasional yang mempertemukan kekayaan budaya masa lalu dengan inovasi masa kini.
“Ada banyak hal yang patut kita banggakan dari JFC. Dari sebuah acara lokal kini menjadi fenomena budaya internasional, JFC adalah ruang pertemuan yang mempertemukan kekayaan budaya masa lalu dengan inovasi budaya masa depan. Keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras para inisiator, tim penyelenggara, dan dukungan penuh pemerintah daerah," beber Ahmad Mahendra.
Dirjen PPPK Kemenbud Ahmad Mahendra di Jember Fashion Carnaval
- Ist
Karena itu dirinya atas pemerintah patut memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Mas Dynand Fariz yang telah membangun pondasi kuat JFC. "Patut kita hargai apresiasi kegiatan tersebut acara berjalan dengan lancar, karyanya penuh inovasi sehingga buat dunia internasional terkagum," jelas Mahendra
Lanjut Mahendra, JFC mengusung tema “Evoluxion”, gabungan dari kata Evolution, Luxury, dan Innovation, dengan tagline Dreamy, Evolve, Triumph. Kata dia temanya sangat tepat karena menekankan pentingnya keberanian menghadapi perubahan zaman, berinovasi, beradaptasi, dan mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan serta kelestarian bumi.
Sebagai suguhan utama, JFC 2025 menampilkan sepuluh parade (defile) memukau: Anatomi,Allograph, Nile Enigma, Great Wall of China, Botanica, Nias, Origami, Phinisi, Aerospace, dan Symphoni.
Masing-masing defile menghadirkan perpaduan antara konsep artistik, kekayaan narasi, dan nilai budaya yang dikemas dalam karya kostum berskala dunia.
Bagi Ditjen PPPK, JFC merupakan salah satu contoh keberhasilan kolaborasi antara masyarakat, pelaku seni, dan pemerintah daerah dalam menciptakan ruang kreatif yang inklusif yang dapat memperkuat ekosistem seni budaya. Penguatan ekosistem seni budaya sendiri menjadi mandat utama Ditjen PPPK, yang mencakup seluruh rantai pemajuan kebudayaan.
“Kami berharap kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dan JFC terus terjalin. Ke depan, JFC dapat menjadi panggung bagi talenta terbaik Indonesia lintas bidang, mulai dari kriya, desain, fashion, seni pertunjukan, hingga musik, sekaligus menjadi pasar yang mempertemukan karya anak bangsa dengan buyer, produser, dan agensi internasional,” tambah Ahmad Mahendra.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, JFC diharapkan terus menjadi ikon budaya Indonesia yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk berani berkreasi dan menjaga kelestarian budaya.