Tinjau Pidekso, Anggota Fraksi PPP Nurul Furqon Berharap Dapat Dioptimalkan Untuk Pariwisasta

Anggota Komisi D DPRD Jateng, Nurul Furqon
Sumber :
  • istimewa.

Jateng – Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah memulai kunjungan kerja tahun ini dengan memantau Waduk dan Bendungan Pidekso di Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, pada Senin (6/1/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terkait Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA).

Dihimpun dari berbagai sumber, bendungan Pidekso merupakan bendungan yang berada di hulu sungai bengawan Solo, memiliki luas genangan maksimum 232 hektar, dengan tinggi 40 meter, dan panjang utaman 387 meter, sehingga diproyeksikan dapat mengairi area isrigasi seluas 1.500 hektar. Dalam pembangunannya, bendungan ini dirancang dengan konstruksi yang mampu bertahan hingga 50 tahun dan tahan guncangan gempa hingga 8 SR. 

Menanggapi hal tersebut, Kabid Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Sri Wahyu Kusumastuti, memaparkan bahwa Bendungan Pidekso mulai dioperasikan sejak Juli 2024. Bendungan ini diproyeksikan mampu mengairi 1.493 hektare lahan pertanian di Kecamatan Baturetno dan Giriwoyo, dengan target mendukung tiga kali musim tanam dalam setahun. Selain fungsi irigasi, bendungan ini juga dirancang untuk menyuplai air baku, mengendalikan banjir, mendukung pariwisata, dan kegiatan perikanan.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Jateng, Nurul Furqon, mendorong agar lingkungan di sekitar Waduk Pidekso dapat dioptimalkan sebagai ruang publik. Ia berharap pemanfaatan untuk pariwisata dapat dirancang secara matang, dengan melibatkan dinas terkait, camat, dan kepala desa. "Persiapan sumber daya manusia juga perlu dilakukan agar pengelolaan pariwisata berjalan optimal ketika dibuka," pungkasnya.

Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) Pidekso, Krisna Sulistia, menambahkan bahwa pihaknya bersama BBWS Bengawan Solo telah menyusun master plan pemetaan titik rawan bencana. "Sebagian daerah aliran sungai tetap tidak dibuka untuk umum demi menjaga keamanan dan ekosistem, namun grand design telah disiapkan untuk langkah antisipasi bencana," jelas Krisna.

Adapunn bendungan Pidekso sendiri dirancang mampu menyuplai 300 liter air baku per detik, namun untuk memenuhi kebutuhan warga secara maksimal, diperlukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan jaringan transmisi ke rumah-rumah