Warohmah, Bocah Perempuan yang Dikurung Ibu ODGJ di Brebes Kini Bisa Sekolah Lagi

Siswi di Brebes yang dikurung ibu ODGJ akhirnya sekolah lagi
Sumber :
  • Ist

Jateng – Harapan baru untuk Warohmah, seorang bocah perempuan berusia 8 tahun dari Desa Kebogadung, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang selama ini terhalang mengenyam pendidikan akibat kondisi keluarganya yang penuh tantangan.  

Warohmah, yang sebelumnya sering dikurung oleh ibunya, Sri Handayani, karena gangguan jiwa, kini telah mulai bersekolah di SDN Kebogadung 01. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Brebes, Caridah, memberikan perlengkapan sekolah dan membujuk Warohmah untuk bergabung dengan teman-temannya di sekolah.  

“Alhamdulillah, mulai hari ini Warohmah sudah mulai bersekolah. Dia duduk di kelas 1 dengan semangat belajar yang tinggi,” ujar Caridah kepada media dikutip Jumat, 17 Januari 2025.

Di hari pertama, Warohmah tampil percaya diri mengenakan seragam batik hitam putih dan rok hitam. Dengan didampingi guru dan kepala sekolah, ia memperkenalkan diri di hadapan teman-temannya. Untuk mendukung proses belajarnya, Warohmah ditempatkan di bangku paling depan.  

Namun, proses pemulihan Warohmah tidak berhenti di situ. Pada hari yang sama, tim dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Dinas Sosial Brebes menjemputnya untuk dibawa ke Rumah Singgah Rehabilitasi Sosial di Purwokerto.

Langkah ini diambil untuk membantu Warohmah memulihkan trauma yang dialaminya akibat pengalaman masa lalu.   “Warohmah sudah dibawa ke rumah rehabilitasi untuk pemulihan trauma. Kami akan terus memantau perkembangan kondisinya,” jelas Caridah.  

Sementara itu, ibunya, Sri Handayani, yang mengalami depresi berat, kini mendapatkan perawatan intensif di RSUD Brebes. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Brebes, Arif Saefudin, menyatakan bahwa pihaknya akan memonitor kondisi psikososial Warohmah selama dua pekan ke depan.  

“Kami memastikan dia mendapatkan dukungan penuh agar bisa kembali menjalani hidup seperti anak-anak pada umumnya,” kata Arif.  

Kisah Warohmah sebelumnya sempat mengundang keprihatinan. Ayahnya meninggalkan keluarga beberapa tahun lalu, sementara ibunya mengalami gangguan jiwa. Kondisi ini membuat neneknya, Tarsih, yang berusia 65 tahun, menjadi satu-satunya pengasuh, meski keluarga ini hidup dalam keterbatasan ekonomi.  

Kini, dengan dukungan berbagai pihak, Warohmah memulai babak baru dalam hidupnya. Semangatnya untuk belajar dan bantuan rehabilitasi memberikan harapan bahwa masa depan yang lebih cerah dapat diraih.