Mohammad Saleh Dorong Pesantren di Jawa Tengah Ciptakan Lingkungan Ramah Anak
- Istimewa
“SOP yang jelas tentang bagaimana pesantren harus beroperasi dalam hal perlindungan anak sangat krusial. Begitu pula dengan pembentukan satgas anti-bullying yang bisa mengawasi dan menangani kasus-kasus perundungan di lingkungan pesantren,” kata dia.
Lebih lanjut, Saleh juga menyarankan agar pesantren melibatkan santri dalam proses sosialisasi dan implementasi program ramah anak, agar mereka memahami hak-hak mereka serta pentingnya menjaga kesejahteraan teman-teman sebaya.
Hal ini, menurut Ketua DPD Golkar Jateng tersebut, akan menciptakan atmosfer yang lebih terbuka dan saling mendukung antar santri.
“Pesantren harus menjadi tempat yang mendidik santri tidak hanya dalam aspek agama, tetapi juga dalam hal empati, rasa saling menghormati, dan perlindungan terhadap hak anak,” lanjutnya.
Diketahui, pesantren ramah anak ialah salah satu program yang terus digalakkan di Jawa Tengah. Bahkan Pemprov sudah bekerja sama dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Jateng, UNICEF, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten.
Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Pemprov Jateng, yang dinahkodai Gubernur Ahmad Luthfi. Seperti, pembentukan pilot project pesantren ramah anak di Ponpes Al Anwar IV dan Ponpes Alhamdulillah Kabupaten Rembang. Dua pesantren tersebut sudah memiliki Satgas Anti-Bullying.
Upaya lainnya yaitu melalui sosalisasi dan edukasi. Seperti pada kegiatan Keterampilan Hidup Remaja pada Mei 2025 lalu yang diikuti oleh 200-an santri di Jawa Tengah.