Usung Wisata Kuliner, KIM Manteb Wakili Jateng ke Makassar

Ketua KIM Manteb, Vicky Firmansyah
Sumber :
  • Dok. Diskominfo Jateng

Jateng – Provinsi Jawa Tengah membawa Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) Manteb, dari Dusun Klatak, Desa Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah di Festival KIM 2024. Wisata kuliner menjadi andalan mereka, di Pantai Losari, Makassar, 9-10 Agustus 2024.

Viral Kapolda Tolak Bersalaman dengan Andika Perkasa, Ini Kata Polda Jateng

 

Ketua KIM Manteb, Vicky Firmansyah, menyampaikan, lokasi dusunnya yang menjadi akses wisata Tawangmangu dan Kebun Teh Kemuning, menginspirasi kelompok remaja di wilayahnya untuk membuat wisata kuliner.

Jateng Belum Masuk Musim Hujan, Ini Imbauan BMKG

 

"Kami membantu rumah kuliner di Karangpandan, dan menciptakan rumah-rumah kuliner khususnya di Dusun Klatak. Harapannya, pengunjung dari Solo, Tawangmangu, Ngargoyoso Kemuning, bisa nampir ke Klatak," ungkapnya, di sela-sela Penilaian Kompetisi KIM, di Pantai Losari, Jumat (9/8/2024).

Jateng Alami Deflasi 0,07 Persen pada Agustus 2024

 

Awal pendirian KIM Manteb pada 2020 lalu, menggerakkan anggota untuk konsisten menjalankan program yang telah direncanakan, menjadi tantangan tersendiri. Namun, tekad untuk memajukan perekonomian masyarakat,  membuat mereka terus berupaya eksis.

 

Beruntung, KIM digawangi anak-anak muda, yang peduli dengan informasi, mengelola akun media sosial dan website dengan baik. Ditambah dengan kepercayaan pemerintah yang menjadikan KIM Manteb menjadi agent penyampain informasi, termasuk menyampaikan informasi kegiatan masyarakat.

 

"Kami saling menguatkan, berkomunikasi, mengingatkan satu dengan lain, update info-info terbaru, meningkatkan semangat kita untuk hal-hal baru," beber Vicky.

 

Ditambahkan, hingga kini, sedikitnya sudah ada 15 rumah kuliner, dengan makanan yang beragam. Antara lain, tahu pong, gembus, minyak kelapa, opor bebek, es dawet, tahu kupat, podoh pecel (gendar), ayam tim, dan sebagainya. Setiap bulan, rumah kuliner dikunjungi 2.000-2.500 orang pengunjung, dengan omzet sekitar Rp150 juta per bulan.

 

"Sebelum rumah kuliner diluncurkan, kami melakukan test food sampai makanan itu layak jual. Kami juga melakukan pendampingan pengajuan PIRT, sertifikat halal, NIB (nomor induk berusaha). Bahkan, sekarang hampir semua rumah kuliner memiliki PIRT dan logo halal, serta selurunya ber-NIB," terangnya. (*)