Jateng Belum Masuk Musim Hujan, Ini Imbauan BMKG
- Pixabay
Jateng – Beberapa wilayah di Jawa Tengah mengalami cuaca ekstrem, hujan di sore hari setelah terik di siang hari. Apakah ini pertanda Jateng telah memasuki musim hujan?
Ternyata belum. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan setelah panas terik, dipengaruhi variabel cuaca. Kepala BMKG Jawa Tengah Sukasno membeberkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut.
Pertama, aktifnya gelombang atmosfer tipe Rossby Equatorial di wilayah Jawa. Kemudian, menghangatnya suhu muka air laut di wilayah laut Jawa bagian selatan, disertai dengan kelembapan udara per lapisan yang cenderung tinggi, berpotensi meningkatkan aktivitas pembentukan awan konvektif di wilayah Jawa Tengah.
Karenanya, hingga 12 September 2024, diperkirakan masih akan ada kondisi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Tengah.
“Labilitas lokal kuat mendukung proses konvektif pada skala lokal, diamati di Jawa Tengah. Dalam dua hari ini diperkirakan masih ada potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin, kilat, dan angin kencang,” ujar Sukasno.
Setelah 12 September, diperkirakan fenomena hujan pada sore hari setelah terik saat siang, akan mereda. Cuaca diperkirakan berjalan sebagaimana musim kemarau.
Sukasno mengatakan, Jawa Tengah diperkirakan memasuki musim hujan pada akhir September 2024. Wilayah Jateng bagian tengah, seperti Pekalongan Tengah, Banyumas Utara, akan berpeluang mengalami hujan lebih awal.