Pelajar SMK di Semarang Tewas Ditembak Oknum Polisi, Apa Masalahnya?
- Ist
Jateng – Seorang pelajar SMK Negeri 4 di Kota Semarang dikabarkan tewas ditembak oknum polisi. Korban berinsial GRO (17) meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka tembak yang dideritanya, Minggu, 25 November 2024.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio membenarkan ada pelajar yang tewas karena tembakan polisi. Namun, ia meminta perkembangan lebih lanjut ke Polrestabes Kota Semarang.
"Betul, untuk kejadiannya ke Polrestabes," kata Kombes Dwi Subagio, Senin, 25 November 2024.
Berdasarkan informasi, insiden terjadi pada Minggu dini hari. Korban GRO saat kejadian sedang berbocengan sepeda motor bersama rekannya berinsial S, melintasi kawasan Jalan Candi Penataran, Kalipancur, Kota Semarang.
Kemudian, motor yang dikendarai korban dan temannya bersenggolan dengan sepeda motor lain yang diduga dikendarai oleh oknum polisi. Setelahnya, korban ditembak hingga mengenai pinggulnya, sementara temannya mengalami luka tembak di bagian tangan.
Korban langsung dilarikan ke rumah sakit oleh beberapa orang dan oknum polisi yang menembak. Malang, setelah dirawat selama beberapa jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang, nyawa korban tak bisa diselamatkan peluru telah menembus pinggulnya.
Korban Serang Aparat
Terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan bahwa korban GRO ditembak oleh anggota kepolisian karena terlibat tawuran di wilayah Kecamatan Semarang Barat tepatnya di depan Paramount.
Menurut Kapolrestabes Semarang, petugas terpaksa melakukan tindakan tegas karena para pelaku tawuran melakukan penyerangan kepada anggota kepolisian.
"Korban ini kebetulan dari Geng Tanggul Pojok yang saat kedua kelompok gengster ini melakukan tawuran kemudian muncul anggota polisi," kata Kapolrestabes kepada awak media, Senin, 25 November 2024.
Irwan menjelaskan, pada hari kejadian, kepolisian sebenarnya sedang melakukan penanganan peristiwa tawuran di beberapa tempat di Kota Semarang. Antara lain, di wilayah Gayamsari, Semarang Utara dan Semarang Barat
Untuk lokasi tawuran di Paramount Semarang Barat, tawuran antar remaja pecah yang melibatkan dua kelompok. Kedua kelompok itu yakni Geng Saroja dan Geng Tanggul Pojok. Korban saat itu bergabung dengan Geng Tanggul Pojok.
Saat tawuran terjadi, kepolisian berusaha untuk membubarkan aksi tawuran itu. Namun yang terjadi malah anggota kepolisian yang diserang oleh para pelaku tawuran.
"Jadi ada 2 kelompok gangster, kreak lah melakukan tawuran, muncul anggota polisi, kemudian dilakukan upaya untuk melerai, tapi informasinya terjadi penyerangan jadi dilakukan tindakan tegas," ujar Irwan.
Bantah Tawuran
Dari tiga aksi tawuran pada hari itu, kepolisian telah menetapkan 12 anak menjadi tersangka. Dimana 4 dari belasan remaja itu adalah penindakan tawuran yang melibatkan korban.
"Jadi penanganan terhadap ketiga peristiwa ini saat ini sedang kita dalami kita ungkap siapa saja yang terlibat," ujarnya
Sementara itu, dari pihak sekolah membantah bahwa siswanya disebut terlibat tawuran. Pihak sekolah memastikan korban adalah anak piatu yang dibesarkan oleh ayah dan neneknya.
Ia juga dikenal baik, berprestasi dan anggota Paskibraka. Bahkan, korban baru saja membawa pulang piala dari Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024 tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah pada Oktober lalu.
"Iya memang anggota paskibra. Tiga siswa, satu MD, dua selamat. Masih di rumah sakit belum bisa dikunjungi mentalnya belum siap. Kami belum bisa menemui dua anak selamat. Pihak keluarga belum mengizinkan siapapun," kata Staf Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus