2.300 Ekor Sapi di Jateng Terpapar PMK, Pemprov Jateng: Peternak Jangan Panik!
- Jateng
Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta peternak tetap tenang menghadapi merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit yang disebabkan oleh apthovirus ini dapat disembuhkan jika ditangani dengan cepat dan tepat.
Pemprov juga menegaskan pentingnya vaksinasi dan langkah pencegahan lainnya untuk mengendalikan penyebaran penyakit.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Hariyanta Nugraha, mengingatkan peternak agar segera melapor ke dinas atau dokter hewan jika menemukan ternak yang sakit.
“PMK bisa disembuhkan. Semakin cepat diketahui dan ditangani, peluang sembuhnya semakin tinggi,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian PMK di Aula Disnakkeswan Jateng, Kamis, 9 Januari 2025.
Hariyanta mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 2.300 kasus PMK yang dilaporkan di Jawa Tengah, dengan tingkat kematian rendah, hanya 0,18 persen dari populasi sapi yang mencapai 1,3 juta.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah cepat tetap diperlukan untuk mencegah kepanikan di kalangan peternak. Pemprov Jateng juga menggencarkan program vaksinasi, baik melalui program pemerintah maupun secara mandiri.
“Vaksin mandiri harganya sekitar Rp50 ribu, relatif terjangkau untuk melindungi ternak yang bernilai jutaan hingga ratusan juta rupiah,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengawasi lalu lintas ternak, terutama dari Jawa Timur, guna menekan penyebaran penyakit.
“Yang dilarang dilalulintaskan adalah ternak yang tidak sehat. Sementara yang sehat dan memiliki bukti vaksinasi serta surat keterangan sehat, diperbolehkan,” tambahnya.
Senada dengan itu, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian RI, Drh Sintong HMT Hutasoit, mendorong peternak untuk lebih sadar akan pentingnya vaksinasi.
Ia mengingatkan bahwa penyakit PMK sering merebak saat pancaroba, tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi yang rutin dilakukan. “Pelaku usaha ternak harus proaktif. Jangan sampai panik seperti tahun 2022, yang menyebabkan harga ternak jatuh dan dimanfaatkan pihak tertentu,” tegas Sintong.
Dengan vaksinasi dan pelaporan yang cepat, Pemprov Jateng optimis mampu menekan angka penyebaran PMK dan menjaga stabilitas harga ternak, sehingga peternak dapat melanjutkan usahanya tanpa kekhawatiran berlebihan.