Butuh Inovasi dan Komitmen Atasi Lahan Kritis di Jawa Tengah
- Istimewa
Jateng – Penanganan lahan kritis di Jawa Tengah perlu dilakukan secara berkesinambungan. Tak kalah penting adalah melakukan berbagai inovasi, sehingga berbagai pihak ikut terlibat.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengatakan, penanganan lahan kritis maupun hutan, sejatinya sama pentingnya dengan mitigasi perubahan iklim.
“Jumlah lahan kritis di Jawa Tengah masih terbilang tinggi. Jadi memang perlu dilakukan penanganan yang berkesinambungan,” ungkapnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah pada 2024 tercatat ada lahan seluas 32.396,48 ha masuk kategori sangat kritis di provinsi ini. Adapun 282.832,98 ha kategori kritis, 719.710,90 ha agak kritis, dan 539.559,62 ha potensi kritis.
“Ini cukup merata di berbagai daerah, misalnya potensi lahan kritis Cilacap 18.463,73 hektar, dan di Banyumas 34.297,31 hektar,” terang politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah
- Istimewa
Lahan kritis, jelasnya, dapat menyebabkan terganggunya fungsi lahan sebagai media pengatur tata air, perlindungan banjir dan/atau sedimentasi di wilayah hilir.