Bencana Longsor di Pekalongan, 17 Orang Tewas 9 Lainnya Hilang
- Ist
Jateng – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Senin malam, 20 Januari 2024, hingga Selasa pagi telah mengakibatkan bencana longsor besar yang menewaskan belasan orang dan beberapa orang dinyatakan hilang.
"Ya, informasi terakhir ada 17 korban yang sudah ditemukan tertimbun longsor," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar di Pekalongan, Selasa, 21 Januari 2025.
Yulian menuturkan saat ini tim Basarnas, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, dan sukarelawan, masih melakukan pencarian para korban yang diduga masih tertimbun tanah longsor.
Namun demikian, kata dia, pihaknya minta para petugas tetap mengutamakan keselamatan, karena kondisi di wilayah tersebut masih berbahaya akibat hujan belum reda sepenuhnya.
"Saya minta tim relawan tetap menjaga keselamatan dalam pencarian pada korban longsor. Kami juga mengirimkan dua alat berat ke lokasi bencana itu," ujar Yulian
Yulian mengatakan hujan deras dengan intensitas tinggi yang melanda di Kabupaten Pekalongan mengakibatkan sejumlah wilayah mengalami bencana, khususnya yang berada di wilayah atas seperti Kandangserang.
"Jadi, dampaknya tidak terjadi hanya di Petungkriono. Akan tetapi di Kecamatan Kandangserang juga terjadi bencana, bahkan untuk menuju ke wilayah bencana kami harus memutar melalui daerah tetangga, karena jembatan di Doro yang menghubungkan akses ke Kandangserang terputus," katanya
Diduga masih ada korban longsor di Kandangserang yang belum ditemukan, sehingga tim sukarelawan masih melakukan pencarian. "Ada korban yang sudah ditemukan 17 orang dan tujuh lainnya selamat dan mengalami luka-luka," katanya.
Usulan KLB
Sementara Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, mengungkapkan bahwa longsor terjadi di tengah kondisi banjir bandang yang melanda beberapa wilayah kecamatan. Antara lain, Kecamatan Petungkriono berbatasan dengan Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Batang.
Evakuasi korban saat ini tengah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan, namun medan yang sulit diakses dan jalan yang terputus menjadi kendala besar.
"Kami terpaksa harus memutar melalui daerah tetangga untuk mencapai lokasi bencana. Kami sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat dan Pemprov Jateng," kata Fadia.
Sebagai bentuk tanggapan atas situasi ini, Fadia menyatakan akan mengusulkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk bencana tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Munir, turut menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban dan apresiasi kepada tim penyelamat yang bergerak cepat.
"Kami berterima kasih kepada Basarnas, BPBD, TNI/Polri, dan relawan yang bekerja tanpa henti sejak dini hari untuk mengevakuasi para korban," ungkapnya.
Munir juga mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor dan aliran sungai untuk segera mengungsi guna mengantisipasi bencana lanjutan.