Mengapa Waisak Dirayakan di Candi Borobudur?

Candi Borobudur di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah
Sumber :
  • instagram/@media_twc

JatengCandi Borobudur bukan hanya menjadi ikon pariwisata Indonesia, tetapi juga menjadi pusat spiritual penting bagi umat Buddha.

Tema Waisak 2025 dan Rangkaian Acara di Candi Borobudur

Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari berbagai negara berkumpul di candi ini untuk merayakan Hari Raya Waisak.

Sama seperti perayaan sebelum-sebelumnya, pada Hari Raya Waisak tahun 2025 ini juga digelar puncak perayaannya di Candi Borobudur yang ada di Jawa Tengah.

Seperti di Jepang, Kini Magelang Hadir Tanpa Kabel Semrawut

Lantas mengapa Candi Borobudur selalu menjadi langganan tempat perayaan waisak?

Waisak merupakan hari raya umat Budha yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.

Jalan Kaki dari Thailand, Biksu Hadiahi Suyono Gelang Spiritualitas

Dalam kaitannya dengan Candi Borobudur, melansir dari situs resminya, Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra yang menganut Buddha Mahayana.

Dinasti Sailendra membangun peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840 Masehi di sana.

Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah.

Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

Peninggalan ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.

 

Sementara itu tradisi umat Buddha merayakan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur sendiri sudah ada sejak tahun 1929.

Perayaan Waisak di Borobudur ini diinisiasi oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda, yang pada saat itu anggotanya terdiri dari campuran antara orang Jawa ningrat dan orang Eropa.

Perayaan Waisak di Borobudur sempat beberapa kali terhenti. Pertama karena perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Kedua, karena adanya pemugaran pada tahun 1973. Selama masa pemugaran, pusat perayaan sempat dipindah ke Candi Mendut.