Mengenal Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di Jawa Tengah
- pemprov jateng
Jateng – Warga Tambaklorok Semarang menggelar tradisi sedekah laut dan bumi pada Minggu (25/5/2025). Acara juga dihadiri oleh Wali Kota Semarang, Agustina. Lalu bagaimana sebetulnya tradisi ini pertama kali ada?
Tradisi sedekah laut dan bumi merupakan salah satu tradisi yang rutin diadakan oleh masyarakat Jawa. Biasanya dilakukan pada awal bulan Suro atau Muharam dalam kalender Jawa/Hijriah.
Acara sedekah laut dan bumi ini diawali dengan arak-arakan kirab warga dan nelayan, kemudian melarung sesaji hasil bumi menuju pantai dan kemudian melepas sesaji tersebut ke tengah laut menggunakan perahu.
Selain sebagai wujud syukur, tradisi sedekah laut dan bumi juga diadakan sebagai ajang silaturahmi para nelayan dan warga sekitar karena keseharian mereka mencari ikan di laut sehingga jarang bertemu dan kumpul secara bersama-sama. Mereka biasanya mengadakan makan Bersama usai tradisi pelarungan sesaji dilakukan.
Tradisi ini sudah ada sejak lama dan bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Seperti di Cilacap, merujuk pada Pemkab Cilacap, sedekah laut di Cilacap bermula dari perintah Bupati Cilacap ke-3 pada tahun 1875.
Sementara itu merujuk pada situs resmi NU, upacara sedekah bumi dan laut mulai berlangsung pasca-kedatangan Islam. Tradisi ini disinyalir sebagai adaptasi dari kebiasaan pengikut Imam Ali sebagai luapan empati dan bela sungkawa atas tragedi Karbala.
Merunut kepada beberapa teori masuknya Islam ke Nusantara di mana salah satu teori (Teori Sufi) menyebutkan bahwa Islam pertama kali masuk ke Nusantara disebarkan secara personal di wilayah pesisir pantai oleh para sufi pengembara yang berasal dari Persia (Iran).