Presiden Filipina Minta 30 Menterinya Mundur Serempak
- vivanews/AP Photo (Aaroon Favila)
Jateng – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr meminta 30 menterinya untuk mengundurkan diri. Perintah ini sebagai salah satu upaya untuk mengatur ulang kabinet kerjanya di sisa jabatannya.
Perintah itu dikeluarkan setelah sekutu presiden gagal memenangkan pemilihan kursi senat yang digelar pada 12 Mei 2025. Hasil tersebut membuat legislatif terpecah karena menggagalkan upaya Marcos untuk mendapatkan sekutu yang menggantikannya pada tahun 2028.
"Rakyat telah berbicara, dan mereka mengharapkan hasil - bukan politik, bukan alasan. Kami mendengar mereka, dan kami akan bertindak," kata Marcos seperti dilansir dari Reuters, Jumat (23/5/2025).
Sementara itu Profesor Administrasi Publik di Universitas Makati, Ederson Tapia menilai langkah Marcos sebagai upaya menyelamatkan modal politik yang tersisa.
"Ia berbicara kepada rakyat, mencoba menyelamatkan modal politik yang tersisa. Saya pikir itu yang terbaik yang dapat ia lakukan saat ini," katanya kepada Reuters.
Kandidat yang berpihak pada mantan wakil presiden Marcos, Sara Duterte, melampaui ekspektasi dalam pemilihan paruh waktu, yang oleh banyak orang dianggap sebagai pertarungan proksi antara Marcos dan kubu Duterte.
Dengan sisa waktu kurang dari tiga tahun, Marcos berada di bawah tekanan untuk memberikan hasil dan mempersiapkan pengganti yang mampu menangkis potensi pencalonan Duterte yang populer dalam pemilihan presiden 2028
"Ia harus menunjukkan kekuatan agar ia tidak menjadi faktor yang tidak penting menjelang 2028 dan bahkan sekarang," kata Tapia.
Diketahui, dukungan publik terhadap Marcos menurun. Menurut survei oleh Pulse Asia menunjukkan peringkat dukungannya dari pemilih turun menjadi 25% pada bulan Maret dari 42% pada bulan Februari.
Sebaliknya, Duterte menikmati peringkat dukungan yang jauh lebih tinggi yaitu 59% pada bulan Maret.
Salah satu alasan dukungannya turun dikarenakan adanya ketidakpuasan publik terhadap pemerintah karena dianggap gagal mengendalikan inflasi.