Lembah Tidar Magelang: 'Paku' Pulau Jawa, Kawah Candradimuka Para Kesatria

Para menteri kabinet latihan berbaris di Lapangan Sapta Marga Akmil
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Jateng – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ia sengaja membawa jajaran Kabinet Merah Putih ke Akademi Militer (Akmil) di Lembah Tidar, Magelang, untuk melihat langsung semangat juang dan disiplin para prajurit.

Menurut Prabowo, Lembah Tidar menjadi saksi sejarah perjuangan para pahlawan, mulai dari Sultan Agung yang melintasi wilayah ini untuk menyerang Batavia hingga Pangeran Diponegoro yang menjadikan daerah sekitar lima gunung—Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Tidar—sebagai basis perjuangannya.

"Saya kira hampir semua taruna dan alumni Akmil pernah naik ke Bukit Tidar, baik secara sukarela maupun tidak sukarela. Tempat ini adalah pusat para ksatria," ujar Prabowo.

Prabowo menyebut dalam legenda rakyat yang masyhur Lembah Tidar disebut-sebut sebagai ‘Paku Pulau Jawa’. Hal ini dikarenakan letaknya yang dianggap berada tepat di tengah Pulau Jawa.

Presiden Prabowo Subianto di Akmil Magelang

Presiden Prabowo Subianto di Akmil Magelang

Photo :
  • Kantor Komunikasi Presiden

Paku Jawa

Lembah Tidar terletak di kaki Gunung Tidar, sebuah bukit dengan ketinggian 503 mdpl yang berada di tengah Kota Magelang. 

Mitos yang berkembang dalam budaya Jawa, yang menyebutkan bahwa Gunung Tidar berperan sebagai "paku" atau "penyeimbang" Jawa, menjaga keseimbangan alam di pulau ini. 

Menurut legenda, konon Lembah atau Gunung Tidar adalah tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat sekitar, tempat di mana kekuatan magis dan supranatural dipercaya bersatu. 

Di gunung ini, terdapat makam tokoh legendaris, seperti Kyai Semar, dan berbagai petilasan yang sering dikaitkan dengan kisah penjagaan spiritual terhadap Jawa. 

Selain itu, letak geografis Lembah Tidar yang berada di jantung Pulau Jawa memperkuat kesan bahwa tempat ini adalah pusat penyeimbang. 

Terdapat pula Akademi Militer (Akmil) di lembah ini, yang menjadikan lokasi ini tidak hanya penting secara spiritual, tetapi juga strategis bagi pertahanan dan pendidikan militer di Indonesia.