Cahyo Pratomo, Petani Muda Sukses Ekspor Kopi ke Timur Tengah
- Istimewa
Jateng – Di balik hamparan hijau perkebunan kopi di lereng Temanggung, tersimpan kisah perjuangan seorang petani muda yang perlahan menembus pasar nasional. Bahkan kini mulai merintis jalan ke kancah ekspor. Namanya Cahyo Pratomo. Pria asal Candiroto, Parakan, Kabupaten Temanggung ini dulunya hanya menjual hasil panen kopi kepada pengepul lokal.
Namun kini, biji kopi Arabika dan Robusta dari kebunnya mulai dikenal luas, termasuk menjangkau negara-negara Timur Tengah seperti Kuwait, Mesir, dan Belanda. “Saya memulai usaha ini dari nol. Awalnya hanya petani biasa,” tutur Cahyo ketika ditemui di sela aktivitas sortasi biji kopi di rumahnya, Rabu (2/7/2025)
Cahyo bercerita, tantangan terbesar itu di pemasaran. Gimana caranya bikin orang percaya sama kualitas kopi miliknya, sementara banyak pelaku usaha lain yang sudah besar dan punya nama. Memasuki pasar kopi sebagai pemain baru bukan perkara mudah. Meski kualitas kopi Temanggung sudah lama dikenal, namun membangun brand dan menjalin kepercayaan dari pembeli tetap jadi pekerjaan rumah besar.
“Produk saya belum dikenal. Mau promosi juga bingung harus mulai dari mana,” ujarnya.
Peluang mulai terbuka ketika ia dikenalkan pada Spartav, sebuah platform pemasaran kolektif yang digerakkan oleh komunitas. Melalui jaringan Spartav, Cahyo merasa mendapat ruang baru untuk memperkenalkan produknya. “Sistem kerja Spartav yang berbasis komunitas sangat membantu, terutama karena biaya promosinya lebih terjangkau dibandingkan iklan berbayar di media sosial,” akunya.
Dengan pendekatan langsung ke calon pembeli, produknya bisa dikenalkan secara personal—dan itu memberi efek signifikan bagi UMKM seperti dirinya. Dari yang awalnya cuma jual ke pengepul, sekarang sudah mulai ada reseller. Peningkatan omzet lumayan terasa. Tapi yang paling penting, brand saya sekarang mulai dikenal orang,” tuturnya.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai ada pengiriman untuk buyer dari Kuwait, Mesir, dan Belanda. Jumlahnya memang belum besar, tapi ini langkah awal yang sangat berarti,” ucapnya penuh semangat.
Sebagai pelaku usaha kecil, Cahyo menyadari bahwa pemasaran bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga soal membangun cerita dan kepercayaan. Menurutnya, berjejaring dan memanfaatkan kanal distribusi alternatif menjadi strategi kunci agar produk lokal bisa bersaing—bahkan di pasar global. Ia pun tak segan mengajak UMKM lain untuk bergabung.
“Produk bagus aja nggak cukup. Harus dipasarkan dengan cara yang tepat. Spartav ini bisa jadi solusi buat teman-teman yang ingin usahanya lebih dikenal karena biaya sangat murah,” akunya.