Sarif Kakung: Sinergi Pemerintah dan Dunia Usaha Tingkatkan Ekonomi
- Istimewa
Jateng – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mendorong sinergi pemerintah dan dunia usaha terus diperkuat. Hal ini untuk semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
Menurut Sarif, peningkatan sinergi antara dunia usaha dan pemerintah sangat penting agar proses penyusunan kebijakan, implementasi, dan dampaknya dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi.
“Jangan sampai, dunia usaha punya jalan sendiri dan pemerintah punya jalan sendiri. Harus terbangun komunikasi yang baik,” ungkapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I 2025 masih di angka 4,96%. Adapun pemerintah pusat memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di tahun 2029.
“Meski dihadapkan pada dinamika global yang penuh ketidakpastian, perekonomian Jawa Tengah menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan positif sepanjang Triwulan I 2025,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah
- Istimewa
Sarif pun menyambut baik para program pelaku usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Industri (Kadin) Jateng yang akan memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Dalam situasi politik dan ekonomi dunia, semua harus bisa bersama-sama memberi masukan kepada pemerintah dalam menghadapi ekonomi global yang tidak mudah seperti saat ini,” terang legislator yang akrab disapa Kakung ini.
Investasi, jelasnya, juga perlu melibatkan partisipasi aktif pelaku usaha, termasuk usaha mikro kecil menenengah (UMKM). Sehingga selain menciptakan peluang kerja, juga mendorong pengembangan ekonomi lokal dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Selain itu, faktor inovasi juga sangat penting, di mana pemerintah juga melibatkan pelaku usaha dalam mendukung penggunaan hasil riset dalam negeri sesuai kebutuhan pasar,” terangnya.
Sejauh ini, capaian realisasi investasi Jateng pada triwulan I 2025, terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun atau 64%, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp7,7 triliun atau sebanyak 36%.
“Dengan sinergi antar lembaga dan partisipasi aktif masyarakat, tegas Sarif, Jawa Tengah harus optimistis mampu melangkah maju menuju pertumbuhan ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” tambahnya.