7 Fakta Tahanan Rutan Salemba Kabur dari Lapas, Salah Satunya Banyak CCTV Mati

ilustrasi penjara
Sumber :

Jakarta – Sebanyak tujuh tahanan kasus narkoba melarikan diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (12/11) dini hari.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat Agung Nurbani. Ia menjelaskan, petugas langsung melakukan pengecekan kamar dan penyisiran sekitar area rutan.

Berikut ini 7 fakta soal tahanan kabur dari rutan Salemba, mengutip Antara News, Kamis (14/11/2024):

1. Kabur dengan Menjebol Teralis Kamar 

"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat Agung Nurbani saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (12/11).

2. Diketahui Kabur Saat Pagi Hari

Tujuh orang ini diketahui kabur dari tahanan sekitar pukul 07.50 WIB. Saat itu Rutan Salemba tengah melakukan serah terima jaga antara regu jaga malam dengan yang akan bertugas di pagi hari.

3. Sudah Dilaporkan ke Pihak Terkait

Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat Agung Nurbani mengatakan sudah melaporkan kejadian ini kepada Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta dan kepolisian setempat.

"Kami bersama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) siap bersinergi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) lain untuk menginvestigasi kasus ini, termasuk meminta keterangan petugas," ujar Agung.

4. Sudah Dilakukan Pengejaran

Selain itu, Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat Agung Nurbani mengatakan, pihaknya bersama jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dan kepolisian juga terus melakukan pengejaran terhadap tujuh tahanan dan narapidana itu.

Lebih lanjut, tambahnya, pihaknya bersama Ditjenpas juga akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat.

5. CCTV Tidak Aktif Saat Tahanan Kabur di Rutan Salemba

Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya sidak ke Rutan Salemba dan mengatakan bahwa banyak closed circuit television (CCTV) yang tidak aktif dalam peristiwa kaburnya tujuh tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta, Selasa (12/11) dini hari.

Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama dengan anggota Komisi XIII yang lain, Willy Aditya mendapatkan informasi bahwa CCTV di sejumlah titik banyak yang mati saat malam atau kaburnya tahanan di rutan itu.

"Kami mendapat laporan, beberapa CCTV itu tidak aktif, apalagi di bagian belakang tempat kaburnya tahanan," kata Willy usai melakukan sidak di rutan tersebut, Kamis (14/11).

Willy menerangkan bahwa lokasi kaburnya tahanan pada 2 hari lalu merupakan tempat atau titik buta (blank spot) yang tidak terpantau kamera pengawas sehingga bisa dengan mudah kabur.

6. Identitas Ketujuh Napi

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Tonny Nainggolan mengungkapkan identitas tujuh tahanan kasus narkoba yang melarikan diri dari rumah tahanan (Rutan) Kelas 1, Salemba, Jakarta Pusat, kemarin.

"Dari hasil penelusuran, ada satu yang sudah menjadi narapidana sedangkan enam orang lainnya masih berstatus terpidana," kata Tonny saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (13/11).

Ketujuh orang itu yakni AAK bin R (22), J bin I (29), W bin T (47), MJ bin ZA (42), M bin I (43), MAU bin S (30) dan AS bin N (27).

Tonny menjelaskan mereka ada yang masih merupakan tahanan yang masih bersidang dan satu yang sudah diputus kasusnya.

7. Peningkatan Pengawasan Rutan

Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung usai tujuh tahanan kasus narkoba kabur pada Selasa (12/11).

 "Pelayanan kunjungan, pelayanan proses persidangan, dan proses yang lain tetap dilayani. Cuma  pengawasannya  sedikit kita tingkatkan," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Tonny Nainggolan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (13/11).

Tonny menyebut Rutan Salemba juga akan melakukan evaluasi pada area-area yang bisa dilewati orang. Hal ini demi mencegah terulangnya peristiwa tersebut.

 "Jadi mungkin ini akan kami evaluasi dulu, baik itu untuk pengunjung, baik itu untuk area yang akan bisa dilewati orang, itu juga akan ada pembatasan untuk sementara ini," ujar Tonny.