Kebumen Terpuruk dalam Blank Spot Telepon Seluler: begini tanggapan Pemerintah dan Operator
- portalpurwokerto
Jateng –28 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Kebumen masih mengalami blank spot (daerah yang tak terjangkau sinyal) telepon seluler. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di Kabupaten Kebumen masih belum merata. Desa-desa yang masih sulit untuk terjangkau sinyal operator telepon seluler tersebar di daerah perbukitan dan tersebar di tujuh kecamatan.
Berdasarkan inventarisasi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Kebumen, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki jumlah daerah blank spot yang cukup banyak.
Dan berikut adalah desa dan Kecamatan yang paling banyak memiliki daerah blank spot:
Desa kalibening 2
Kecamatan Karanggayam
Desa Selogiri
Glontor
Giritirto
Ginandong
Binangun
Desa Gunungsari
Poncowarno
Desa Kedungdowo
Karangtengah
Kebapangan
Tirtomoyo
Jembangan
Kecamatan Sadang
Desa Kedunggong
Cangkring
Sadang Wetan
Sadang Kulon
Kecamatan Sempor
Waduk Sempor
Desa Donorojo
Somagede
Sampang
Kedungwringin.
Kecamatan Karangsambung
Desa Totogan
Plumbon
Pujotirto
Kecamatan Padurejo
Desa Kalijering
Sendangdalem
Kecamatan Alian
Desa Kaliputih
Desa Tlogowulung.
Akibat blank spot yang masih terjadi di beberapa desa di Kabupaten Kebumen, para pemilik telepon selular di kawasan tersebut mengeluhkan kualitas pelayanan yang tidak memadai.
Masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut merasa dirugikan karena kualitas sinyal yang sering hilang. "Jelas kami merasa dirugikan. Padahal, kami sudah mengganti nomor operator selular berkali-kali, tetap saja sinyalnya jelek dan terputus-putus," ujar Mustakim (37), warga Donorojo, Kecamatan Sempor.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Kebumen, Nugroho Tri Waluyo, menyebutkan bahwa penyebab blank spot tersebut dikarenakan beberapa desa tersebut terletak di perbukitan atau dikelilingi perbukitan.
Jumlah menara komunikasi (BTS) di daerah-daerah tersebut sangat sedikit, hal ini disebabkan oleh medan yang sulit dan pihak operator yang enggan membangun menara di wilayah tersebut.
"Kurang memenuhi kuota perhitungan ekonomis" demikian alasan yang diungkapkan oleh Nugroho Tri Waluyo, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kebumen mengenai mengapa operator tidak membangun menara telekomunikasi di beberapa daerah.
Selain masalah itu, belum adanya regulasi yang mengatur tentang tata letak menara baru di berbagai desa dan kecamatan, sehingga pihak operator hanya menempatkan BTS di daerah-daerah ramai.
Bupati Kebumen HM Yahya Fuad juga merespon keluhan dari beberapa masyarakat yang rata-rata berada di kawasan pegunungan utara tersebut.
Ia memanggil para operator telepon seluler ke rumah dinasnya untuk membahas persoalan tersebut. dan beberapa provider yang hadir antara lain Telkomsel, Indosat Ooredoo, 3 Indonesia, dan XL.
Bupati menginginkan agar tidak ada lagi desa di Kabupaten Kebumen yang "miskin" jaringan seluler. Yahya Fuad juga meminta agar berbagai provider dapat meningkatkan layanannya sampai ke pelosok-pelosok. "dan Jangan sampai ada lagi wilayah yang tidak terfasilitasi jaringan seluler," ungkapnya. Pada kesempatan itu, Bupati juga mendengarkan langsung kendala yang dihadapi para provider dalam menjalankan kegiatan usahanya di Kabupaten Kebumen