Libur Nataru, Kunjungan Lokawisata Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Pelancong

Suasana kawasan Kota Lama Semarang
Sumber :
  • Rizky Adam

Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan kesiapan lokawisata, menyambut pengunjung di libur natal 2024 dan tahun baru 2025. Diperkirakan, sebanyak 6,4 juta wisatawan akan mengunjungi berbagai destinasi wisata di Jateng.

FPPP Dorong Optimalisasi Tata Kelola Arsip Daerah

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Agung Hariyadi mengatakan, koordinasi telah dilakukan dengan pemkab dan pemkot, terkait libur nataru. Sejumlah imbauan diberikan, agar para wisatawan nyaman dan aman saat kunjungan wisata. Di antaranya, pengelola wisata diminta menyediakan tempat istrirahat khusus bagi kru transportasi wisata. Selain itu, Agung juga mengimbau agar pengelola wisata menyediakan tempat parkir khusus.

"Tidak boleh parkir di jalanan. Sediakan tempat sendiri, atau kerja sama dengan penduduk sekitar. Kita juga tekankan untuk langkah antisipasi, gangguan keamanan baik itu parkir liar, premanisme, dan sebagainya. Itu kerja sama dengan pokdarwis dan penegak hukum, agar tidak menggangu pengunjung," tuturnya.

Pantau Nataru di Jateng, Siagakan 400 CCTV

Pihaknya juga melakukan monitoring di destinasi wisata yang berisiko tinggi, seperti wahana air, hingga wisata alam pegunungan. Hal itu terkait cuaca ekstrem yang saat ini terjadi.

Agung memperkirakan, saat libur Nataru 2024/2025, jumlah kunjungan wisatawan sekitar 6,4 juta orang. Jumlah itu diperoleh dari total warga yang diperkirakan masuk ke Jateng, pada periode tersebut sebanyak 9,5 juta orang.

Pemprov Jateng Siagakan 40 Posko Nataru

Adapun, total wisatawan yang berkunjung ke Jateng hingga 11 Desember 2024 mencapai 46.471.293 orang. Terdiri dari wisatawan nusantara sebanyak 45.973.021 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 498.272 orang.

Disinggung soal cuaca, pihaknya mengimbau agar wisatawan memantau prakiraan cuaca. Selain itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk memitigasi risiko.

Halaman Selanjutnya
img_title