Peneliti Padi Arkansas: Program Cetak Sawah Indonesia Langkah Rasional untuk Swasembada

Mentan Andi Amran Sulaiman bersama peneliti di Arkansas
Sumber :
  • Ist

JatengPeneliti dari University of Arkansas Rice Research & Extension Center memandang bahwa program cetak sawah besar-besaran yang dilakukan oleh Indonesia sebagai langkah yang sangat rasional.

Dukung Energi Bersih, UNDIP Sinergi Bareng PLN dan Kementan Kembangkan Ekosistem Biomassa

Hal ini diungkapkan saat delegasi Indonesia mengunjungi pusat penelitian padi di Arkansas untuk berdiskusi mengenai upaya swasembada beras dan perkembangan pertanian modern.

“Program ini sebagai langkah yang masuk akal mengingat tantangan ketahanan pangan global, “ ujar Yulin Jia, koordinator peneliti dari Dale Bumpers National Rice Research Center (15/9)

Serapan Gabah BULOG Tembus 300.000 Ton Setara Beras, Siap Hadapi Panen Raya 2025

Arkansas, dikenal sebagai pusat produksi padi terbesar di Amerika Serikat, menyambut baik diskusi ini. Dengan setengah dari total 2,5 juta acre lahan sawah di negara tersebut berada di Arkansas, negara bagian ini menjadi lokasi strategis bagi pengembangan teknologi pertanian padi.

Diskusi antara para peneliti Arkansas dan delegasi Indonesia berfokus pada penerapan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di Indonesia.

Mentan Amran Bersama 41 Rektor dan BEM PTN se- Indonesia Optimis Capai Swasembada Pangan

Dalam dialog tersebut, Yulin Jia menekankan pentingnya kemandirian pangan bagi negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia. Ia menilai bahwa meskipun impor dapat menjadi solusi jangka pendek, kemandirian jangka panjang hanya bisa dicapai melalui peningkatan produksi domestik, seperti melalui program cetak sawah.

“Langkah ini sangat rasional dan penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” ujar Jia.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menekankan bahwa swasembada melalui program cetak sawah sangat penting, terutama dalam menghadapi kondisi darurat seperti El Nino.

“Impor hanya solusi sementara. Dalam jangka panjang, kita harus memastikan swasembada dengan membuka lahan baru,” ungkap Mentan Amran

Delegasi Indonesia dalam kunjungan ini mencakup tenaga ahli menteri Ida Bagus Purwalaksana, Desrial, Kepala Biro Kerjasama dan Luar Negeri Candradijaya, serta beberapa staf lainnya. Perwakilan Konsulat Jenderal RI di Houston, seperti Konsul Jenderal Ourina Ritonga, juga turut hadir dalam kunjungan ini, didampingi oleh staf KJRI lainnya.