20 Orang Tewas dalam Ledakan Massal Walkie Talkie di Lebanon, Ulah Israel?

Ledakan walkie talkie di Lebanon menewaskan 20 orang
Sumber :
  • BBC

Jateng – Puluhan orang dilaporkan tewas dan lebih dari 450 orang terluka akibat gelombang kedua ledakan dari perangkat komunikasi nirkabel walkie talkie dan pager di Lebanon, pada Rabu, 18 September 2024.

Wujudkan Perdamaian. Tiga Negara Barat Desak Gencatan Senjata di Gaza

Ledakan walkie talkie tersebut memicu ketegangan setelah ledakan serupa terhadap pager Hizbullah sehari sebelumnya. Ledakan perangkat komunikasi di negara tersebut menjadi teror bagi warga.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka pada hari Rabu di pinggiran kota Beirut dan Lembah Bekaa.

Dukung Kemerdekaan Palestina, MUI Keluarkan Fatwa Haram Beli Produk dari Produsen yang Dukung Israel

Sementara jumlah korban tewas akibat ledakan hari Selasa menjadi 12 orang, termasuk dua anak-anak, dengan hampir 3.000 orang terluka.

Dilansir dari BBC, Walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah meledak di pinggiran selatan ibu kota Beirut, Lembah Bekaa, dan Lebanon selatan - wilayah yang dianggap sebagai benteng pertahanannya.

Dior Ganti Bella Hadid dengan Model Asal Israel, Diduga Karena Ia Dukung Palestina

Media Lebanon menduga perangkat tersebut meledak setelah Israel meretas sistem komunikasi mereka.

Sementara itu, Hizbullah mengkonfirmasi bahwa dua anggotanya ikut tewas dan beberapa terluka dalam ledakan massal itu.

"Sekitar pukul 3:30 siang (8:30 malam WIB) pada Selasa, 17 September 2024, beberapa perangkat penyeranta yang digunakan oleh berbagai anggota unit dan lembaga Hizbullah meledak," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Kelompok tersebut menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ledakan nirkabel tersebut dan bersumpah akan melakukan “balasan yang adil dari pihak yang tak terduga” terhadap Tel Aviv.

Namun belum ada tanggapan dari Israel mengenai insiden tersebut.

Selasa pagi, Topaz Luk, penasihat dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengisyaratkan dalam sebuah unggahan di X bahwa Israel berada di balik ledakan perangkat radio nirkabel di seluruh Lebanon, namun dia kemudian menghapus unggahan tersebut.

Namun, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang memisahkan perdana menteri dari unggahan penasihatnya.

Serangan itu terjadi saat Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan "fase baru dalam perang" dan saat divisi tentara Israel dikerahkan kembali ke utara.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres memperingatkan tentang "risiko serius eskalasi dramatis" dan meminta semua pihak untuk "menahan diri semaksimal mungkin". 

"Jelas logika meledakkan semua perangkat ini adalah untuk melakukannya sebagai serangan pendahuluan sebelum operasi militer besar-besaran," katanya kepada wartawan.

Kekhawatiran akan terjadinya konflik besar-besaran sudah meningkat setelah 11 bulan pertempuran lintas batas yang dipicu oleh perang antara Israel dan Hamas di Gaza.