Menjaga Keberlanjutan Industri Batik
- Istimewa
Jateng – Pemerintah daerah di Jawa Tengah diminta untuk terus menumbuhkan regenerasi perajin batik. Hal ini merupakan bagian dari langkah nyata dari keberlangsungan pelestarian batik.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdilllah mengatakan, selama ini masing-masing daerah di provinsi ini memiliki keunikan batik tersendiri, yang sangat dipengaruhi oleh budaya, sejarah, dan kondisi geografis lokalnya.
“Keberagaman ini menciptakan motif, corak, dan filosofi batik yang berbeda di setiap daerah. Tentu ini menjadi bagian dari masing-masing daerah untuk bagaimana terus melestarikannya,” ungkapnya.
Dia mencontohkan, ada batik Banyumas dengan motif-motif yang khas seperti Sekarsurya, Sidoluhung, Jahe Puger, Cempaka Mulya, Khantil, Ayam Puger, Madu Bronto, Jahe Srimpang, Lumbon. Sementara di Cilacap ada motif Gandasuli, Rujak Sente.
“Sehingga batik ini bukan sekadar pakaian. Setiap motifnya membawa cerita yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Sehingga semua harus bangga mengenakan batik, karena ini adalah identitas bangsa,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Atas dasar itu, Sarif pun mendorong generasi muda bukan hanya sebagai pengguna, tapi juga untuk menjadi pihak yang menciptakan dan mengkreasikan batik agar lebih lestari.
“Sebab, jika regenerasi perajin batik kian mengalami kemunduran, akan berdampak pada keberlangsungan pelestarian batik itu sendiri,” kata pria yang akrab disapa Kakung ini.