Linang Air Mata Warnai Penutupan Pendidikan Dasar Kepemimpinan SMKN Jateng

Penutupan Pendidikan Dasar Kepemimpinan SMKN Jateng
Sumber :
  • Istimewa

Jateng – Linang air mata membalut penutupan Pendidikan Dasar Kepemimpinan (PDK) angkatan XI, SMK Negeri Jawa Tengah, di Semarang. Sebanyak 120 siswa baru tak kuasa menahan tangis, setelah empat bulan berpisah dengan orang tua, dan ditempa di "kawah Candradimuka".

Sritek Gelar Istiqasah Akbar, Begini Harapannya

Desy Mayasari satu di antaranya. Bak terpisah ratusan purnama, ia dan ibunya Sri Kuswati saling memeluk erat. Tak banyak bahasa yang keluar, hanya pandang penuh rindu, lantaran Kuswati mengalami gangguan pendengaran. 

"Saya di rumah manja sama ibu. Saya kangen sekali dengan kasih sayangnya di rumah. Saya merasa lega sekali, sudah bisa menempuh pendidikan dan kini bertemu dengan orang tua saya," ujar siswa asal Kebumen itu. 

Menag Segera Bentuk Direktorat Jenderal Pesantren: Saatnya Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Lulus dari PDK SMK Negeri Jawa Tengah, ia merasa bersyukur dan berharap bisa mencapai citanya.

"Bapak sudah meninggal, ibu petani. Harapan saya bisa lebih baik dan membahagiakan orang tua," harap siswi jurusan Teknik Instalasi dan Tenaga Listrik itu. 

262 Pejabat Pemprov Jateng Dilantik, Ini Pesan Sekda

Begitu pula dengan Tri Wulan Mugiarti, siswi asal Ambarawa itu nampak sedu sedan. Bagaimana tidak, di momen itu orang tua kandungnya tidak hadir. 

"Bapak sudah meninggal, ibu pergi entah kemana. Saya kini didampingi oleh guru BK saya. Saya harus ikhlas menerima keadaan ini," tuturnya. 

Namun, ia bertekad agar momen tersebut menjadi batu pijakan perubahan nasib. Tri bertekad belajar giat di SMK Negeri Jawa Tengah, untuk menghentikan rantai kemiskinan yang membelenggu. 

"Saya berharap, bila suatu saat bertemu ibu (kandung) dengan keadaan saya telah meraih kesuksesan. Cita-cita saya jadi abdi negara," tutur siswi jurusan Teknik Instalasi dan Tenaga Listrik itu. 

Kepala SMK Negeri Jawa Tengah di Semarang Hardo Sujatmiko mengatakan, penyelenggaraan PDK bertujuan membangun mental sukses. Menurutnya, dengan kedisiplinan para siswa diajarkan untuk gigih meraih cita-cita, dan keluar dari zona kemiskinan. 

"Yang paling utama adalah mengubah mental mereka. Menyeting mental mereka menjadi mental kaya, yaitu rajin, disiplin. Ketika mindset mereka sudah oke, usaha untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan akan berhasil," ucapnya.