Pengelolaan Hutan di Jawa Tengah harus Berorientasi Pelestarian Ekologi
- Istimewa
Jateng – Pengelolaan hutan yang ada di Jawa Tengah harus berorientasi pada pelestarian ekologi. Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengatakan, sejumlah bencana selalu terjadi di provinsi ini, baik di musim hujan maupun kemarau.
“Karena itu, kita sangat berharap berbagai instansi yang mengelola hutan di Jawa Tengah mengedepankan fungsi ekologis dan ekosistem hutan daripada sekadar mengejar profit,” ungkapnya, Rabu (21/5).
Sarif menegaskan, nilai ekologis hutan jauh lebih besar daripada keuntungan finansial. Sebab hutan memiliki berbagai fungsi penting, seperti penyedia oksigen, pengatur iklim, penyimpan air, habitat satwa liar, dan penjaga kesuburan tanah.
“Ini yang sering kita lupakan. Padahal hutan ini memiliki nilai ekologis yang sangat penting bagi kelestarian lingkungan dan kehidupan di bumi,” tegas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah
- istimewa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, hutan lindung di provinsi ini seluar 84.049,34 ha, kawasan perlindungan 114.011,76. Hutan untuk kawasan untuk produksi 392.149,93 ha, dan kawasan untuk penggunaan lain 34.746,32 ha.
“Melalui pengelolaan yang bijaksana dan pemantauan yang ketat, hutan menjadi aset penting dalam menjaga keseimbangan ekologis dan memastikan keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang,” jelasnya.