6 Penyakit Mematikan Sapi Ternak, Nomor Satu Sangat Berbahaya bagi Manusia

Ilustrasi Sapi Ternak.
Sumber :
  • Dokumentasi Pemprov Jateng

Jateng – Sejumlah sapi ternak di Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, ditemukan mati dalam tempo yang hampir berbarengan.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah segera mengirimkan sampel darah dan air liur sapi ternak yang mati mendadak itu ke Balai Besar Veteriner Yogyakarta.

Sebab, institusi itu yang memiliki kewenangan untuk menguji di laboratorium apabila terjadi penyakit pada sapi ternak.

Ada lima sapi ternak di Kota Semarang yang dilaporkan mati pada kurun 1-5 Agustus 2024.

Sapi, meski memiliki nilai ekonomis yang tinggi, juga termasuk hewan ternak yang rentan dari serangan penyakit.

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada enam macam penyakit yang biasa menyerang sapi ternak.

Berikut 6 macam penyakit yang dapat menyerang sapi:


1. Antraks/Radang Limpa

Penyakit antraks (anthrax) atau radang limpa merupakan salah satu penyakit yang bersifat zoonosis, endemi di beberapa wilayah di Indonesia, bersifat sporadis dan perlu diwaspadai

Di Indonesia, kejadian antraks pertama kali terjadi pada 1885.

Antraks yang sering disebut dengan radang limpa menyerang hewan, khususnya ruminansia (sapi, kerbau, domba, kambing, babi), burung unta dan hewan menyusui lainnya.

Antraks relatif membahayakan manusia dan berdampak pada kerugian ekonomi.

2. Septichaemia Epizootica/Ngorok

Septichaemia Epizootica merupakan penyakit menular, terutama menyerang sapi dan kerbau.

Septichaemia Epizootica biasanya berjalan akut dan angka kematian akibat penyakit ini tergolong tinggi pada sapi yang telah memperlihatkan penyakit dengan jelas.

3. Penyakit Ingusan (Malignant Catrrahal Fever=Mcf )/Penyakit Makan Tanah

 Penyakit ingusan merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan dapat berakibat fatal pada sapi atau kerbau.
 
Gejala yang sangat mencolok pada sapi atau kerbau yang menderita penyakit ingusan adalah keluarnya ingus yang hebat dari hidung disertai demam yang tinggi serta radang mukopurelen pada selaput epitel pernapasan maupun selaput mata dan encephalitis.

Penyakit ingusan ini dapat menyerang ternak segala umur, namun kebanyakan sapi dan kerbau yang berumur 4–6 tahun.

4. Bovine Epheral Fever (bef)/Demam Tiga Hari

BEF hanya menyerang sapi dan kerbau dan tidak dapat menular pada hewan lain.

Sapi dan kerbau yang terserang penyakit ini akan sembuh kembali beberapa hari kemudian (2–3 hari).

Angka kematian akibat penyakit ini sangat kecil sekali tidak sampai 1 persen.

Meski begitu, angka kesakitan pada sapi dan kerjau tergolong tinggi.

5. Trypanosomiasis/Surra

Merupakan penyakit parasiter yang bersifat akut ataupun kronis.

Penyakit ini mampu mengakibatkan sapi mengalami penurunan berat badan, gangguan pertumbuhan, penurunan produksi susu, penurunan tenaga, dan berakhir dengan kematian.

6. Scabies/ Kudis

Scabies merupakan penyakit pada ternak yang dikenal sebagai kudis. Penyakit Scabies bersifat zoonosa yang dapat menular kepada manusia.

Sapi yang terserang penyakit ini akan mengalami penurunan kondisi terutama berat badan, penurunan kualitas daging/ karkas, kerusakan dan penurunan nilai kulit.*

Cara Undip Jaga Kampung Batik di Semarang tetap Ramah Lingkungan