Praxion Paracetamol Sirup: BPOM Kembali Investigasi GGAPA pada Anak-anak, Apakah Obat Ini Aman?
- pixabay
Jateng –BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) kembali menyelidiki laporan kasus baru GGAPA (Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal) pada anak-anak, setelah tidak ada laporan baru sejak awal Desember 2022. Menanggapi hal tersebut, BPOM memerintahkan penghentian sementara produksi dan distribusi salah satu obat yang dikonsumsi oleh pasien, Praxion Paracetamol Sirup.
BPOM menjelaskan, "Untuk keamanan bersama, meskipun investigasi penyebab kasus masih berlangsung, BPOM sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien hingga investigasi selesai." (Sumber: laman resmi BPOM RI, Senin 6/2/2023).
Menimbang laporan terbaru dari BPOM dan Kementerian Kesehatan, muncul pertanyaan apakah obat sirup Praxion Paracetamol aman untuk dikonsumsi?
Industri farmasi yang merupakan pemegang izin edar untuk obat tersebut sudah melakukan penarikan secara sukarela (voluntary recall) untuk mempercepat proses investigasi dan mengetahui apakah obat tersebut memang menjadi penyebab munculnya gagal ginjal akut.
Kementerian Kesehatan melaporkan adanya dua kasus baru gagal ginjal akut, terdiri dari satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek. Salah satu pasien yang terkonfirmasi adalah seorang anak berusia satu tahun yang mengalami demam tinggi dan mengonsumsi obat sirup Praxion melalui apotek.
Dalam rangka memahami kondisi terkini, muncul pertanyaan apakah obat sirup Praxion Paracetamol aman untuk digunakan. Sementara itu, industri farmasi yang merupakan pemegang izin edar obat tersebut melakukan penarikan secara sukarela untuk mempercepat proses investigasi terkait potensi kaitan obat dengan kasus baru gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak-anak.
Seperti yang dilaporkan, pada 25 Januari 2023, seorang anak berusia satu tahun mengalami demam tinggi dan mengonsumsi obat sirup Praxion untuk menurunkan demam. Pada 28 Januari, anak tersebut mengalami gejala seperti batuk, demam, pilek, dan anuria. Anak itu kemudian diperiksa di Puskesmas Pasar Rebo dan dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa. Namun, keluarga menolak dan membawa pasien ke RS Polri. Setelah dirujuk ke RSCM, pasien menerima terapi fomepizole namun sayangnya meninggal dunia 3 jam kemudian.