Wamentan Optimistis Indonesia segera Swasembada Susu dan Daging
- Istimewa
Jateng – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, optimistis Indonesia bakal mewujudkan swasembada susu dan daging sapi.
Sebab, Kementerian Pertanian saat ini punya teknologi canggih dalam mengatur indukan dan juga program percepatan sapi bunting.
"Kita sangat yakin bahwa di waktu yang tidak lama atau di bulan-bulan dan tahun mendatang kita punya indukan sapi baik yang perah maupun yang pedaging untuk jumlah yang banyak. Sehingga cita-cita swasembada betul-betul dapat terlaksana dengan baik," kata Sudaryono, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.
Sudaryono mengungkap keyakinannya itu usai mengunjungi Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang, pada Senin, 5 Agustus 2024.
Menurut Sudaryono, Singosari merupakan lembaga khusus pengembangan sapi nasional di bawah Kementan.
Saat ini, Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari sedang menyiapkan kebutuhan susu dan daging besar-besaran untuk kebutuhan makan bergizi gratis.
"Semua kebutuhan daging dan susu nasional mampu dan bisa kita siapkan. Mengapa? karena kita punya teknologi, punya SDM, dan kita punya kemampuan. Intinya kita mampu dan kita siap karena SDM di kita ini pintar-pintar terutama dalam penguasaan teknologi," ujar Sudaryono menegaskan.
Sudaryono mengungkap untuk menjalankan program inseminasi, Pemerintah mesti lebih dulu mengimpor sapi indukan.
Namun, Sudaryono menegaskan, impor sapi indukan itu jangan sampai mematikan peternak kecil yang saat ini tengah berjuang.
"Kalau kurang, boleh impor. Tapi tidak boleh mematikan industri atau mematikan peternak dalam negeri. Jadi yang harus kita datangkan adalah indukan maupun daging," jelasnya.
Sudaryono mengatakan Pemerintah punya teknologi sexing sebagai alat pemantau sapi betina untuk memperbanyak indukan. Teknologi ini punya akurasi yang sangat tinggi dan sudah berjalan di semua unit pelaksana.
"Kita kan pengennya betul-betul bagus spermanya. Nah sperma yang untuk nanti lahir antara laki-laki dan perempuan bisa kita lihat melalui teknologi sexing. Jadi kalau itu bisa kita laksanakan kita bisa lebih gampang memantau kelahiran terutama untuk indukan," jelasnya.