Pengamat: Kementan Harus Hindari 'Hama Wereng' Pencari Proyek Berdalih Pakar
Minggu, 11 Agustus 2024 - 17:58 WIB
Sumber :
Jateng – Pengamat politik dan kebijakan publik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK) Saiful, mengingatkan Kementerian Pertanian untuk senantiasa waspada terhadap setiap pihak yang dapat menggangu upaya peningkatan produksi segala varietas pertanian.
Saiful mengungkapkan bahwa ada pihak yang berusaha mendapatkan proyek yang ada di Kementerian Pertanian dengan cara mengkritisi seakan memberikan kontribusi positif namun pada dasarnya malah menggangu program yang sudah berjalan baik.
Salah satunya adalah Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas yang pernah menggangu dan terlibat dalam penurunan produksi pertanian sejak 2020.
"Cerita bermula pada 2017, saat Dwi Andreas yang menjabat sebagai Ketua AB2TI mengadakan kerjasama proyek dengan BB Padi Kementan dalam rangka pemuliaan varietas dan produksi benih padi," kata Saiful dalam keterangan, Sabtu 10 Agustus 2024.
Ia melanjutkan, saat itu, Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian BB Padi Kementan, Suprihanto membeberkan kerjasama yang akhirnya dihentikan, karena tidak sesuai dengan tujuannya, yaitu melepas varietas padi milik AB2TI yang bersifat spesifik lokasi, berdaya hasil tinggi dan layak diusulkan untuk dilepas menjadi varietas unggul nasional. Kegiatan tersebut direncanakan berlangsung selama tiga tahun sampai 2019.
Pembatalan tersebut berdasarkan hasil evaluasi akhir tahun 2017, menunjukkan AB2TI tidak memahami prosedur dan kaidah standar pelepasan varietas. Ditemukan beberapa hal yang menyalahi prosedur baku.
"Yaitu diabaikannya beberapa tahapan pelepasan varietas, sehingga dapat berdampak pada kualitas hasil,” jelas Saiful
Saiful juga mengutip pernyataan Suprihanto yang memberi keterangan di Kantor BB Padi, Subang, Jawa Barat, Senin 5 September 2018 silam. Yakni, menyiapkan varietas benih tidak boleh asal-asalan dan harus ketat melalui proses seleksi, sehingga hasilnya memenuhi standar pelepasan varietas yang berlaku di Indonesia
"Jadi itu kan akhirnya hasil Penelitian BB Padi Kementan menilai sebagai proyek gagal dan terpaksa dihentikan di tengah jalan, proyek ini berpotensi berdampak masalah Hukum,” tambah Saiful.
Pada kesempatan itu, Saiful juga menilai bahwa kritik dari Andreas yang dimuat di halaman opini salah satu surat kabar sebagai upaya untuk kembali mendapatkan proyek. Dalam opini tersebut, Andreas menyebut bahwa saat ini pembangunan pertanian nasional sedang menghadapi masalah serius.
"Artinya tudingan ini justru menunjuk dirinya sendiri. Karena di sepanjang periode tersebut, Andreas terlibat langsung dalam kontrak kerjasama dengan Kementan. Ini kan motif lama, bagaimana melemparkan kritik dengan tujuan mendapat proyek. Memanfaatkan kepakaran untuk mendapatkan keuntungan," kata Saiful.
Untuk itu, Saiful juga kembali mengingatkan Kementerian Pertanian yang saat ini sudah mulai menunjukkan peningkatan produksi dan menyelesaikan setiap masalah pertanian yang ada untuk selalu waspada terhadap pihak seperti Andreas.
"Jad Kementan saya ingatkan agar fokus terhadap program yang sudah sudah ada. Kementan sudah on the track swasembada. Jadi hindari pihak semacam Andreas. Ini seperti hama wereng, malah menggangu program yang sudah berjalan baik" pungkas Saiful.