Setya Arinugroho: Pelestarian Budaya Perlu Inovasi untuk Seret Minat Pemuda

Wakil Ketua DPRD Jateng Setya Arinugraho
Sumber :
  • Istimewa

Jateng – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak boleh berhenti pada sekadar pelestarian pasif. Ia menyampaikan perlunya inovasi yang menjadikan warisan budaya terus relevan dengan modernitas, namun tanpa mengikis nilai luhur yang melekat pada budaya tersebut.

Jaga Kepercayaan Publik, Wakil Ketua DPRD Jateng: Berita Berimbang Lebih Penting dari Konten Viral

“Pelestarian Kami rasa sudah perlu banyak berinovasi, tidak hanya konservatif dan dalam momen momen tertentu saja. Perlu ada gebrakan dan gerakan pelestarian yang baru sesuai era” ujarnya.

Setya Ari menambahkan bahwa pelestarian yang bersifat konservatif kurang menjangkau generasi muda yang kian adaptif dengan perkembangan zaman serta banyak terpapar budaya asing.

Ja'far Shodiq: PPP Harus Hidupkan Dzikir dan Pesantren agar Ruh Politik Islam Bangkit Kembali

“Kalau kita hanya mempertahankan budaya dengan cara konvensional, bagaimana generasi digital dapat menangkap nilai-nilai luhur tersebut? Saya kira kita perlu memikirkan strategi seperti digitalisasi kebudayaan, kolaborasi seni tradisional dengan teknologi baru, dan menghadirkan budaya di platform yang mereka gunakan,” imbuhnya.

 

PPP Kembali ke Pesantren: TSPP Kebumen Resmi Dilantik, Jawa Tengah Jadi Pusat Gerakan

Wakil Ketua DPRD Jateng Setya Arinugraho

Photo :
  • Istimewa

 

Pengemasan nilai budaya dengan inovasi digital—seperti dengan projection mapping dan augmented reality dalam pertunjukan wayang dapat meningkatkan minat generasi muda untuk menikmati seni pertunjukan Jawa. Selain itu inovasi tren tari, musik gamelan, busana, dan kuliner Jawa di platform media sosial juga dapat dilakukan untuk memberikan edukasi sekaligus menumbuhkan minat generasi muda.

Pernyataan ini sejalan dengan sikap Setya Arinugroho dalam berbagai program progresif lain. Misalnya, dalam mendorong transformasi digital sejak awal Juli 2025, ia mendorong generasi muda lebih adaptif terhadap perkembangan digital, menyebut bahwa transformasi digital bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan untuk masa kini dan mendatang.

Kolaborasi budaya dan inovasi digital diharapkan dapat memperpanjang nafas budaya lantaran terus dihidupkan oleh pemuda yang terus bertumbuh. Oleh karenanya Setya Arinugroho mengajak semua pihak baikpemerintah daerah, budayawan, akademisi, hingga pelaku komunitas digital untuk bergerak bersama menghidupkan budaya agar senantiasa relevan bagi masyaraka, khususnya kaum muda.