Polemik Susu Sapi Diganti Susu Ikan untuk Makan Bergizi Gratis, Ini Penjelasan Wamentan Sudaryono

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono.
Sumber :
  • Istimewa

Jateng – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono angkat bicara soal rencana susu ikan yang sedang dikaji sebagai alternatif susu sapi dalam program makan bergizi gratis dan susu gratis pada Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Punya14 Juta Suara Pileg, Ratusan Petani Optimis Luthfi-Taj Yasin Menang 75 Persen di Jateng

"Tapi jujur, saya enggak monitor soal itu, mungkin susu mengandung ikan, kayak susu kedelai gitu. Ikan kan enggak menyusui. Maksud saya, kalau missleading di sosmed saya enggak ikutin sih," kata Sudaryono di Kompleks Istana Kepresiden Jakarta pada Rabu, 11 September 2024.

Memang, Sudaryono mengatakan hampir semua bahan pokok program makan bergizi dan susu gratis untuk Pemerintah Prabowo-Gibran nanti itu menjadi urusan Kementerian Pertanian. Namun, ia menyebut untuk urusan ikan ini bukan menjadi ranah Kementerian Pertanian.

Sudaryono Tegaskan Pilgub Jateng Bukan Perang Bintang: Ini Kompetisi Politik

"Sebenarnya tujuannya apa sih makan bergizi itu? Tujuannya adalah memberikan protein yang cukup bagi anak anak kita. Kalau kita lihat satu kotak nasi dan rencengannya semua, itu kan domain Kementan selain ikan," ujar mantan Asisten Pribadi Prabowo Subianto ini.

Intinya, kata dia, jika memang ketersediaan susu sapi dan dagingnya belum mencukupi, sebaiknya tidak perlu dilakukan impor susu. Justru, Sudaryono mendorong supaya ruang impor itu dibuka lebar kepada pihak swasta atau siapa pun untuk mendatangkan sapi hidup di Indonesia.

Pesan Prabowo ke Sudaryono: Menangkan Pasangan Luthfi-Taj Yasin di Jateng!

"Kita kalau bisa dan arahannya jelas, jangan impor susu. Kita ingin impornya buka ruang lebar ke pihak swasta atau siapa pun itu, kita buka ruang untuk datangkan sapi hidup di Indonesia. Kenapa kita kurang susu dan daging? Karena sapi induknya kurang. Maka kita buka ruang, Insya Allah kita data komitmen dari perusahaan, koperasi, perorangan, masyarakat, ada 36-40 badan hukum, baik koperasi maupun perusahaan yang akan komitmen datangkan total 1,3 juta ekor sapi hidup," jelas dia.

Sebab, kata Sudaryono, mendatangkan sapi hidup perah itu memakan waktu cukup lama. Maka dari itu, ia menilai daripada mengimpor susu sapi, sebaiknya melakukan subtitusi kandungan protein dengan sumber lain baik nabati maupun hewani.

Halaman Selanjutnya
img_title