Gelar Pahlawan Nasional Kiai R Asnawi Kudus Tunggu Keputusan Presiden
- NU Online
Jateng - Pemerintah Kabupaten Kudus terus mengupayakan agar ulama kharismatik Kudus KH Raden Asnawi sebagai pahlawan nasional. Kiai Asnawi semasa hidupnya dikenal merupakan guru hampir semua ulama. Ia juga terlibat dalam pendiri jam'iyyah Nahdlatul Ulama (NU).
"Tiga pendiri NU yang usianya lebih muda, juga sudah mendapatkan gelar pahlawan. Sedangkan Raden Kiai Asnawi secara keilmuan lebih tua dari pendiri NU yang sudah lebih dahulu mendapat gelar pahlawan," Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie dikutip Sabtu, 7 September 2024.
Menurutnya, KH Raden Asnawi berdasarkan temuan mengenai perintisan, perjuangan dan kepahlawanannya menjadi perumus AD ART NU, menjadi penasehat Laskar Hizbullah, sebagai propagandis, nasionalisme di dunia internasional.
Selain itu, Kiai Raden Asnawi juga ditunjuk sebagai delegasi Komite Hijaz, melawan kolonial dengan fatwa, serta merintis kemerdekaan dengan menulis syair kemerdekaan.
"Dalam aktivitasnya, tidak jarang keluar masuk penjara saat itu kemudian berhadapan dengan penjajah. Itulah perjuangan beliau," ujarnya.
Ia berharap pengajuan gelar pahlawan yang saat ini masih diproses di Kementerian Sosial bisa berjalan lancar dan menghasilkan terbaik. "Karena di antara sesepuh NU hanya Kiai R Asnawi yang belum mendapatkan gelar pahlawan," ungkapnya
Adapun persyaratan untuk mengusulkan Kiai R Asnawi sebagai pahlawan, di antaranya memiliki integritas dan berjasa terhadap negara serta merupakan warga Negara Indonesia.
Sementara Deputi VI Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Janedri M Gaffar mengungkapkan bahwa usulan Kiai Haji R Asnawi yang merupakan ulama kharismatik dari Kudus sebagai sebagai pahlawan nasional menunggu kebijakan Presiden RI.
"Usulan tersebut memang sudah dikirim ke Kementerian Sosial. Kita doakan bersama, karena pengambil kebijakan merupakan Presiden RI," kata Janedri saat diundang menjadi pembicara pada acara sarasehan kebangsaan di Kudus, Jumat.
Kemenko Polhukam hanya mendorong, dan mendoakan semoga usulan tersebut sesuai keinginan.
Kiai Asnawi lahir pada 1281 Hijriyah, atau bertepatan pada 1861 Masehi dan wafat tahun 1959. Nasabnya sampai kepada Sunan Kudus. Ia merupakan keturunan ke-14 dari Wali Songo tersebut.
Di samping itu, Kiai Asnawi pun termasuk keturunan kelima KH Mutamakin, seorang ulama masyhur di Pati yang hidup pada masa pemerintahan Sultan Agung Mataram.
Kiai Raden Asnawi semasa hidupnya juga berjasa cukup besar, tidak hanya di bidang pendidikan, melainkan juga berjasa dalam melawan penjajah meskipun tidak sampai mengangkat senjata karena mampu mengobarkan semangat para santri dalam mengusir penjajah dari negeri ini.